Tampilkan postingan dengan label LAPORAN KIMIA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LAPORAN KIMIA. Tampilkan semua postingan

Rabu, 04 Juli 2012

Industri Hidrogen Sulfida


Makalah :
KIMIA INDUSTRI
“HIDROGEN SULFIDA”

Kelompok 1:
Ergina
Raisa Secsiolita

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT pemilik segala yang ada di langit dan yang ada di bumi, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Kimia Industri berjudul “HIDROGEN SULFIDA” tepat pada waktunya.
kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak  yang telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini sehingga dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak sekali kekurangannya, semua itu tidak terlepas dari minimnya ilmu pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.


Maret,     2012

Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pada umumnya limbah gas dari pabrik bersumber dari penggunaan bahan baku, proses, dan hasil serta sisa pembakaran. Pada saat pengolahan pendahuluan, limbah gas maupun partikel timbul karena perlakuan bahan-bahan sebelum diproses lanjut. Limbah yang terjadi disebabkan berbagai hal antara lain; karena reaksi kimia, kebocoran gas, hancuran bahanbahan dan lain-lain.
Pada waktu proses pengolahan, gas juga timbul sebagai akibat reaksi kimia maupun fisika. Adakalnya limbah yang terjadi sulit dihindari sehingga harus dilepaskan ke udara. Namun dengan adanya kemajuan teknologi, setiap gas yang timbul pada rangkaian proses telah dapat diupayakan pengendaliannya.
Sebagian besar gas maupun partikel terjadi pada ruang pembakaran, sebagai sisa yang tidak dapat dihindarkan dan karenanya harus dilepaskan melalui cerobong asap. Banyak jenis gas dan partikel gas lepas dari pabrik melalui cerobong asap ataupun penangkap debu harus ditekan sekecil mungkin dalam upaya mencegah kerusakan lingkungan.
Jenis gas yang bersifat racun antara lain SO2, CO, NO,timah hitam, amoniak, H2S dan hidrokarbon. Pencemaran yang terjadi dalam udara dapat merupakan reaksi antara dua atau lebih zat pencemar. Misalnya reaksi fotokimia, yaitu reaksi yang terjadi karena bantuan sinar ultra violet dari sinar matahari.589 Kemudian reaksi oksidasi gas dengan partikel logam dengan udara sebagai katalisator.



BAB II
ISI


A.    Pengertian Hidrogen Sulfida
Hidrogen sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari kegiatan dekomposisi protein. Ini muncul dari buangan industri metalurgi dan pekerjaan kimia, pabrik bubur kertas, dan pabrik penyamakan. Penyebab lainnya adalah adanya senyawa sulfat dan sulfur di dalam endapan tanah dan kemudian teroksidasi melalui bantuan bakteri (Boyd, 1986) dan tertrasnfer ke dalam koloum air. Kosentrasi yang bisa menimbulkan kematian ada pada rang 0.4 mg/L (salmon) dan 4 mg/L,  Konsentrasi aman pada konsentrasi kurang dari 0.002 ppm.
Sebagai senyawa kimia, H2S, adalah gas yang tidak berwarna yang memiliki bau yang sangat tidak menyenangkan, banyak seperti itu telur busuk dan sedikit larut dalam air. Dilarutkan dalam air, membentuk asam dwibasa sangat lemah yang kadang-kadang disebut asam hydrosulfuric. Hidrogen sulfida mudah terbakar, dalam kelebihan udara itu terbakar untuk membentuk belerang dioksida dan air, tapi jika tidak cukup oksigen hadir - membentuk unsur belerang dan air.
Hidrogen sulfida ditemukan secara alami dalam gas vulkanik dan dalam beberapa air mineral. Hal ini sering terbentuk selama peluruhan materi hewan. Ini adalah bagian dari banyak bahan bakar karbon dimurnikan, misalnya, gas alam, minyak mentah, dan batubara; itu diperoleh sebagai hasil sampingan dari pemurnian bahan bakar tersebut. Ini dapat dilakukan dengan mereaksikan gas hidrogen dengan sulfur cair atau dengan uap belerang, atau dengan memperlakukan sulfida logam (misalnya, sulfida besi, FeS) dengan asam. Hidrogen sulfida bereaksi dengan ion logam yang paling untuk membentuk sulfida, yang sulfida beberapa logam yang larut dalam air dan memiliki karakteristik warna yang membantu untuk mengidentifikasi logam selama analisis kimia.

B.     Sifat-sifat Hidrogen Sulfida
·         Mempunyai bau yang khas yaitu seperti bau telur busuk.
·         Mempunyai titik didih -60,7o C dan titik lebur -85,5o C .
·         Berbahaya atau beracun.
·         Kerapatan sulfida hidrogen adalah 1,393 g / L pada 25 oC dan 1 atm.
·         Kelimpahannya  18% lebih besar dari udara.
·         Larut dalam air.

C.    Metode Untuk menghasilkan H2S
*      Persiapan standar H2S adalah dengan memanaskan perlahan-lahan asam kuat dengan besi sulfida dalam Kipp generator. Kipp generator peralatan laboratorium yang digunakan untuk mengendalikan reaksi kimia yang menghasilkan gas
Reaksi :
FeS   +  2HCl(aq)                  H2S(g)   +   FeCl2

*    H2S juga dapat diperoleh oleh pemisahan dari gas asam yang berasal dari  gas alam, yang memiliki kandungan H2S tinggi.
*      H2S juga dapat diproduksi dengan membiarkan gas hidrogen bereaksi dengan belerang cair pada suhu 450 °C



D.    Sumber untuk menemukan H2S
·         H2S dapat ditemukan di saluran pembuangan dan rawa-rawa. Hal ini sering dibentuk dengan runtuhnya sulfida dan kekurangan oksigen.
·         Juga dapat dideteksi dalam gas dilepaskan dari gunung berapi, sumber air panas, dan gas alam.
·         Biasanya bakteri rincian bahan organik juga menghasilkan hidrogen sulfida.
·         Proses industri seperti pengolahan makanan, coke oven, dll penyulingan minyak bumi, memancarkan hidrogen sulfida.


E.     Terbentuknya Senyawa Hidrogen sulfida
Senyawa ini terbentuk karena adanya aktifitas mikroorganisme untuk menguraikan zat organik dalam kondisi anaerobik.  Dalam kondisi kekurangan oksigen seperti di dasar perairan, mikroorganisme pereduksi sulfat (bakteri Desulfovifrio desulfuricant) menggunakan oksigen yang terikat dalam senyawa seperti sulfat (SO42-) untuk mengoksidasi zat organik dan mereduksi ion sulfat menjadi sulfida, sesuai dengan persamaan reksi berikut ini :

 2CH2O + H2SO4                         2CO2 + 2H2O + H2S

F.     Bahaya Hidrogen Sulfida
Pada tingkat konsentrasi rendah H2S terdeteksi (10-20 ppm) dengan aroma yang tajam nya. Namun, paparan lanjutan dapat mematikan indera penciuman menciptakan ilusi bahwa bahaya telah berlalu.




Ø  Gejala Paparan H2S
·         Konsentrasi Rendah
Jika dibiarkan kena konsentrasi rendah Hidrogen Sulfida dapat menyebabkan:
-          Sakit tenggorokan
-          Batuk sesak napas
-          Iritasi mata, hidung & tenggorokan

·         Konsentrasi Tinggi
Paparan singkat untuk konsentrasi Tinggi Hidrogen Sulfida dapat menyebabkan:
-           Kehilangan kesadaran
-           Kematian















BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
1.      Sebagai senyawa kimia, H2S, adalah gas yang tidak berwarna yang memiliki bau yang sangat tidak menyenangkan, banyak seperti itu telur busuk dan sedikit larut dalam air.
2.   H2S juga dapat diperoleh oleh pemisahan dari gas asam yang berasal dari  gas alam, yang memiliki kandungan H2S tinggi.
3.      H2S juga dapat diproduksi dengan membiarkan gas hidrogen bereaksi dengan belerang cair pada suhu 450 °C
4.      H2S dapat ditemukan di saluran pembuangan dan rawa-rawa. Hal ini sering dibentuk dengan runtuhnya sulfida dan kekurangan oksigen, Juga dapat dideteksi dalam gas dilepaskan dari gunung berapi, sumber air panas, dan gas alam.
5.      Jika dibiarkan kena konsentrasi rendah Hidrogen Sulfida dapat menyebabkan:
-          Sakit tenggorokan
-          Batuk sesak napas
-          Iritasi mata, hidung & tenggorokan
6.      Paparan singkat untuk konsentrasi Tinggi Hidrogen Sulfida dapat menyebabkan:
-           Kehilangan kesadaran
-           Kematian

                            



DAFTAR PUSTAKA

Arfini DJ. 2009. Hidrogen Sullfida. http://adj87.blogspot.com/search/label/sulfida.html . Di akses pada tanggal  16 maret 2012.

Wahyu. 2009. Hidrogen Sulfida. http://wahyuancol.wordspress.com/2009/07/31/hidrogen-sulfida.html. Di akses pada tanggal 16 maret 2012.


Minggu, 17 Juni 2012

ISOLASI DNA


LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA DASAR
PERCOBAAN
ISOLASI DNA


Disusun Oleh:
NAMA        : Nuriadi
STAMBUK  : A 251 06 026
KELOMPOK  : II (Dua)
ASISTEN     : Wiwid. A


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2008
PERCOBAAN I
HIDROLISIS KARBOHIDRAT


I.          TUJUAN
Untuk mengetahui proses penguraian/hidrolisis dari suatu karbohidrat menjadi gula-gula penyusunnya.

II.       DASAR TEORI
Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida (sering disebut gula sederhana) adalah satuan karbohidrat yang tersederhana; mereka tak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer, dan sebagainya dan akhirnya polimer. Dimer-dimer disebut disakarida. Sukrosa adalah suatu disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu satuan glukosa dan satu satuan fruktosa.
Karbohidrat yang tersusun dari dua sampai delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida (Yunanu, oligo- = beberapa). Jika lebih dari delapan satuan monosakarida diperoleh dari hidrolisis, maka karbohidrat itu disebut polisakarida. Contohnya adalah pati, yang dijumpai dalam gandum dan tepung jagung, dan selulosa , penyusun yang bersifat serat dari tumbuhan dan komponen utama dari kapas.
Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif.




III.    ALAT DAN BAHAN


A.    Alat :
1)      Pipet tetes
2)      Gelas kimia
3)      Tabung reaksi dan Rak
4)      Penangas Listrik
5)      Plat tetes
6)      Stop watch
B.     Bahan :
1)      Amilum
2)      Larutan HCl 3M
3)      Larutan I2



IV.    PROSEDUR KERJA
1)      Menyiapkan tabung reaksi yang bersih.
2)      Mengisi tabung dengan 5 mL suspensi amilum.
3)      Memasukkan ke dalam masing-masing tabung 3 mL larutan HCl 3M.
4)      Memanaskan tabung di dalam penangas air.
5)      Mengambil 3 tetes suspensi amilum tiap pemanasan 5 menit, dan meletakkannya pada plat tetes. Kemudian  meneteskan 3 tetes larutan I2 ke dalam sampel tersebut.
6)      Melanjutkan pemanasan dan mengulangi prosedur ini tiap 5 menit bila masih terbentuk warna biru pada sampel dan menghentikan pemanasan bila sudah tidak terjadi pembentukan warna biru pada sampel. Lalu mencatat waktunya.

V.       HASIL PENGAMATAN
No.
Jenis Pengujian
Waktu perubahan warna (menit)
5 menit
10 menit
15 menit
1.
Tabung I
Amilum + HCl dipanaskan, Diuji dengan I2
Ungu
Merah
Bening




VI.             Reaksi-Reaksi
·          Hidrolisis Amilum


 










VII. PEMBAHASAN

????

VIII.        KESIMPULAN
Karbohidrat (disakarida dan polisakarida) dapat dihidrolisis menjadi unit monosakarida penyusunnya dengan cara mereaksikannya dengan suatu asam kuat dengan pemanasan. Amilum akan terurai menjadi unit-unit glukosa penyusunnya. Dan untuk menguji apakah amilum tersebut telah terhidrolisis sempurna, maka amilum tersebut ditambahkan dengan larutan I2.



















Koneksi Antar Materi Modul 3.2.a.9

 "Tugas Modul 3.2.a.9 - Koneksi Antar Materi" Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya Oleh : Kasmir Syamsudin Male, S....